11.6.12

Shalat Dhuha


Sholat Dhuha adalah sholat yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Salam, maka kebaikan bagi kita untuk mengetahui sunah ini. 


Sholat Dhuha adalah sholat sunah yang dilakukan setelah terbit matahari sampai menjelang waktu zuhur. Afdhalnya dilakukan pada pagi hari disaat matahari sedang naik ( kira-kira jam 09.00 ). Sholat Dhuha lebih dikenal dengan sholat sunah untuk memohon rizki dari Allah SWT, berdasarkan hadits Nabi : Allah berfirman : " Wahai Anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (Sholat Dhuha) niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya." 
(HR. Hakim dan Thabrani).


Hadits Rasulullah Saw terkait Sholat Dhuha
- Dari Anas Bin Malik, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda, "Barang siapa sholat Dhuha 12            rakaat, maka Allah akan membangunkan  untuknya istana di surga" (HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis   hasan).
- "Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah Saw Shalat Dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua rakaat." (HR. Abu Daud).
- "Siapapun yang melaksanakan sholat Dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan." (HR. Tirmizi).
- Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata, "Nabi Saw keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang sholat dhuha. Beliau bersabda, "Sholat Awwabin (Dhuha) berakhir hingga panas menyengat (tengah hari)."
(HR. Ahmad Muslim dan Tirmizi).


Manfaat dan Makna Sholat Dhuha
Ada yang mengatakan bahwa sholat Dhuha juga disebut sholat Awwabin. Akan tetapi ada juga yang mengatakan bahwa keduanya berbeda karena sholat Awwabin waktunya adalah antara maghrib dan isya.
Waktu sholat Dhuha dimulai dari matahari yang mulai terangkat naik kira-kira sepenggalah dan berakhir hingga sedikit menjelang masuknya waktu zuhur meskipun disunnahkan agar dilakukan ketika matahari agak tinggi dan panas agak terik.
Adapun diantara keutamaan atau manfaat sholat dhuha ini adalah, Dari Abu Dzar, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, beliau bersabda : "Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian akan dihitung sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan (amar ma'ruf) dan melarang dari berbuat munkar (nahi munkar) adalah sedekah. Semua itu cukup dengan dua rakaat yang dilaksanakan di waktu Dhuha"
(HR. Muslim, Abu Dawud dan riwayat Bukhari dari Abu Hurairah).
Juga apa yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari Buraidah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang. Ia harus dikeluarkan sedekahnya untuk tiap ruas tulang tersebut." Para sahabat bertanya, "Siapakah yang mampu melaksanakan seperti itu, wahai Rasulullah?" Beliau SAW menjawab, "Dahak yang ada di masjid, lalu pendam ke tanah dan membuang sesuatu gangguan dari tengah jalan, maka itu berarti sebuah sedekah. Akan tetapi jika tidak mampu melakukan itu semua, cukuplah engkau mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha."
Di dalam riwayat lain, Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Kekasihku Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah berwasiat kepadaku tiga perkara : [1] Puasa tiga hari setiap bulan, [2] Dua rakaat sholat Dhuha, dan [3] Melaksanakan sholat witir sebelum tidur."
(HR. Bukhari, Muslim, Turmuzi, Abu Dawud, Nasa'i, Ahmad, dan Ad-Darami).
Jumhur Ulama mengatakan bahwa sholat Dhuha adalah sunnah bahkan para ulama Maliki dan Syafi'i menyatakan bahwa ia adalah sunnah muakkadah berdasarkan hadits-hadits diatas. Dan dibolehkan bagi seseorang untuk tidak mengerjakannya.


Waktu Sholat Dhuha
Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan sholat Dhuha (pada waktu yang belum begitu siang), maka ia berkata, "Ingatlah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sholatnya orang-orang yang kembali kepada Allah adalah pada waktu anak-anak onta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari."
(HR. Muslim).
Penjelasan : 
Anak-anak onta sudah bangun karena panas matahari itu diqiyaskan dengan pagi hari jam 08.00 AM, adapun sebelum jam itu dianggap belum ada matahari yang sinarnya dapat membangunkan anak onta.


Waktu-waktu Haram
Dari Ibnu Abbas berkata, "Datanglah orang-orang yang diridhai dan ia ridhai kepada mereka yaitu Umar, ia berkata bahwasannya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang sholat sesudah Subuh hingga matahari bersinar, dan sesudah Asar hingga matahari terbenam." (HR. Bukhari).
Dari Ibnu Umar berkata, " Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Apabila sinar matahari terbit maka akhirkanlah (jangan melakukan) sholat hingga matahari tinggi. Dan apabila sinar matahari terbenam, maka akhirkanlah (jangan melakukan) sholat hingga matahari terbenam." (HR. Bukhari).
Dari Uqbah bin Amir, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang pada tiga saat : [1] ketika terbit matahari sampai tinggi, [2] ketika hampir zuhur sampai tergelincir matahari, [3] ketika matahari hampir terbenam." (HR. Bukhari).
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang sholat pada waktu tengah hari tepat (matahari di atas kepala), sampai ergelincir matahari kecuali pada hari Jumat. (HR. Abu Dawud).
Menurut jumhur ulama, sholat ini adalah sunat Tahiyatul Masjid, selain sholat ini tetap dilarang melakukan sholat apapun.
Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Matahari terbit dengan diikuti setan. Pada waktu mulai terbit, matahari berada dekat dengan setan, dan ketika telah mulai meninggi berpisah darinya. Pada waktu matahari berada tepat di tengah-tengah langit, ia kembali dekat dengan setan, dan ketika telah zawal (condong ke arah barat) ia berpisah darinya. Pada waktu hampir terbenam, ia dekat dengan setan, dan setelah terbenam ia berpisah lagi darinya." (HR. Nasa'i).
Waktu-waktu itu adalah waktu yang haram untuk shalat. Artinya, apabila kita melakukan sholat sunat pada waktu haram, maka bbukan pahala yang kita dapatkan, melainkan dosa.
Waktu-waktu haram yang mengapit sholat Dhuha :
Waktu haram #1 = sesudah Sholat Subuh hingga matahari bersinar, atau kurang lebih sejak jam 06:00 AM hingga 07:45 AM.
Waktu haram #2 = ketika hampir masuk waktu zuhur hingga tergelincir matahari, atau kurang lebih jam 11:30 AM hingga 12:00 PM.


Jumlah Rakaat pada Sholat Dhuha
4 RAKAAT
Dari Mu'dzah, bahwa ia bertanya kepada Aisyah, "Berapa jumlah rakaat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika manunaikan sholat Dhuha?"
Aisyah menjawab, "Empat rakaat dan beliau menambah bilangan rakaatnya sebanyak yang beliau suka."
(HR. Muslim dan Ibnu Majah).


12 RAKAAT
Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa sholat Dhuha 12            rakaat, maka Allah akan membangunkan  untuknya istana di surga" (HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis   hasan).


8 RAKAAT
Dari Ummu Hani binti Abu Thalib, ia berkata, "Saya berjunjung kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada tahun Fathu (Penaklukan) Makkah. Saya menemukan beliau sedang mandi dengan ditutupi sehelai busana oleh Fathimah putri beliau."
Ummu Hani berkata, "Maka kemudian aku mengucapkan salam." Rasulullah pun bersabda, "Siapakah itu?"
Saya menjawab, "Ummu Hani binti Abu Thalib." Rasulullah SAW bersabda, "Selamat datang wahai Ummu Hani."
Sesudah mandi beliau menunaikan sholat sebanyak delapan rakaat dengan berselimut satu potong baju. Sesudah sholat saya (Ummu Hani) berkata, "Wahai Rasulullah, putri ibu Ali bin Abi Thalib menyangka bahwa dia boleh mambunuh seorang laki-laki yang telah aku lindungi, yakni fulan Ibnu Hubairah."
Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya kami juga melindungi orang yang kamu lindungi, wahai Ummu Hani."
Ummu Hani juga berkata, "Hal itu (Rasulullah sholat) terjadi pada waktu Dhuha."
(HR. Muslim).


Tata Cara Sholat Dhuha
- Berniat untuk melaksanakan sholat Dhuha setiap 2 rakaat 1 salam.
- Membaca surah Al-Fatihah
- Membaca surah Asy-Syamsu (QS : 91) pada rakaat pertama, atau cukup dengan membaca Al-Kafirun 
(QS : 109) jika tidak hafal surah Asy-Syamsu itu.
- Membaca surah Adh-Dhuha (QS : 93) pada rakaat kedua, atau cukup dengan membaca Al-Ikhlas 
(QS : 112) jika tidak hafal surah Adh-Dhuha.
- Rukuk, iktidal, sujud, duduk dua sujud, tasyahud, dan salam adalah sama sebagaimana tata cara pelaksanaan sholat fardhu.
- Menutup sholat Dhuha dengan berdoa. Inipun bukan sesuatu yang wajib, hanya saja berdoa adalah kebiasaan yang sangat baik dan dianjurkan sebagai tanda penghambaan kita kepada Allah SWT.
Sebagaimana shalat sunat lainnya, Dhuha dikerjakan dengan 2 rakaat 2 rakaat, artinya pada setiap 2 rakaat harus diakhiri dengan 1 kali salam.

- Adapun surah-surah yang dibaca itu tidak ada hadis yang mengaturnya melainkan sekedar ijtihad belaka, kecuali membaca Al-Kafirun dan Al-Ikhlas adalah sunnah Rasulullah, tetapi bukan untuk shalat Dhuha, melainkan shalat Fajr. Kita tidak dibatasi membaca surah yang manapun yang kita sukai, karena semua Al-Qur’an adalah kebaikan. Doa pun tidak dibatasi, kita boleh berdoa apa saja asalkan bukan doa untuk keburukan. Doa yang terkenal dalam mazhab Syafi’i ada pada slide selanjutnya. Selain doa itu kita boleh membaca doa yang kita sukai. Namun karena ada aturan mazhab, maka hendaklah kita jangan melupakan agar memulai doa itu dengan menyebut nama Allah SWT, memuji syukur kepada-Nya dan kemudian bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

ALLAAHUMMA INNADH-DHUHAA ‘ADHUHAA ‘UKA - WAL BAHAA ‘ABAHAA ‘UKA – WAL JAMAALA JAMAALUKA – WAL QUWWATA QUWWATUKA – WAL QUDRATA QUDRATUKA – WAL ‘ISHMATA ‘ISHMATUKA.
ALLAAHUMMA IN KAANA RIZQII FIS-SAMAA ‘I FA ANZILHU – WA IN KAANA FIL ARDI FA AKHRIJHU – WA IN KAANA MU’ASSARAN FA YASSIRHU – WA IN KAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU – WA IN KAANA BA’IIDAN FA QARRIBHU, FA IN KAANA QOLIILAN FA KATSIRHU
BIHAQQI DHUHAA ‘IKA, WA BAHAA ‘IKA, WA JAMAALIKA, WA QUWWATIKA, WA QUDRATIKA, WA 'ISHMATIKA
AATINII MAA ‘ATAITA ‘IBAADAKASH-SHAALIHIIN.

Artinya:
“Wahai ALLAH, bahwasanya waktu Dhuha itu waktu Dhuha-MU – dan kecantikan adalah kecantikan-MU - dan keindahan adalah keindahan-MU – dan kekuatan adalah kekuatan-MU – dan kekuasaan adalah kekuasaan-MU - dan perlindungan itu adalah perlindungan-MU.
Wahai ALLAH, jikalau rejekiku masih diatas langit, maka turunkanlah – Dan jikalau ada didalam bumi maka keluarkanlah – dan jikalau sukar maka mudahkanlah – dan jika haram maka sucikanlah - dan jikalau masih jauh maka dekatkanlah - dan jikalau sedikit maka perbanyaklah
dengan berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan, kekuasaan, dan perlindungan-MU.
Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambamu yang shaleh.

Wallahu a’lam. Hanya Allah SWT Yang Maha Mengetahui

No comments:

Post a Comment